Berkunjung ke Jabal Uhud, Jejak Kekalahan Pasukan Muslim tak Patuhi Perintah Rasul

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Jurnalis Republika Teguh Firmansyah dari Makkah, Arab Saudi

BURUNG-burung merpati itu bertengger di tepi bukit yang tampak cokelat kemerahan karena terpantul terik matahari. Bukit itu disebut sebagai Jabar Rumat atau bukit kecil yang berada di antara Gunung Uhud. 

Bukit ini menjadi saksi bisu pasukan pemanah Islam semasa Perang Uhud. Perang antara kaum Muslim melawan Kafir Quraisy itu dipimpin oleh Rasulullah SAW.

“Kalau sore hari, bukit ini ramai dipenuhi jamaah,” ujar Toni Hariyadi, mukimin Madinah yang juga biasa mengantar jamaah, Rabu (18/6/2025). 

Republika yang tergabung dalam Media Centre Haji berkunjung ke destinasi Jabal Uhud pada Rabu sekitar pukul 14.00 waktu Arab Saudi.  Terik panas matahari begitu terasa hingga ke kulit. 

Hanya beberapa jamaah saja yang terlihat berada di sekitar bukit tersebut. Sementara penjaja lokal mengenakan abaya hitam menawarkan makanan burung ke setiap pengunjung yang datang. 

Menurut Hariyadi, di Jabal Rumat ini, Rasul sempat meminta agar pasukan pemanah tidak turun dari bukit. Tapi karena tergiur oleh Ghanimah (rampasan perang) akhirnya banyak yang turun.”Lalu pasukan kafir Quraisy datang lagi dan balik menyerang,” ujar WNI asal Lombok itu.  

Pasukan kafir Quraisy saat itu diketahui dipimpin oleh Khalid bin Walid, sebelum masuk Islam. Pertempuran itu dikenal pula dengan nama Perang Uhud. Jabal Uhud, menjadi saksi atas kekalahan yang dialami umat Islam, lantaran tidak disipilin menaati perintah Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW berpesan kepada pasukan pemanah yang berjumlah 50 orang itu, agar mereka tidak menuruni bukit atau Jabal Rumat. “Apapun yang terjadi di bawah, kalah atau menang, janganlah kalian turun dan meninggalkan bukit (Jabal) Ruma,” instruksi yang diberikan Rasulullah SAW.

Namun, karena melihat pasukan Quraisy sudah mundur dan meninggalkan harta rampasan (ghanimah) yang banyak, maka mereka lupa akan pesan Rasul SAW. Mereka menuruni Jabal Rumat dan berebut harta rampasan perang. 

Saat itulah, Khalid bin Walid, yang terkenal memiliki strategi perang, membawa pasukannya mundur ke belakang bukit Uhud dan memutari bukit sepanjang tujuh kilometer itu. Serangan Khalid dari belakang membuat pasukan Muslim kewalahan hingga akhirnya mencoba mundur dari serangan tersebut.

Beberapa sahabat mencoba bertahan melawan gempuran Kafir Quraisy. Namun, mereka kalah jumlah dan posisi yang tidak menguntungkan. Akibatnya banyak pasukan Muslim yang wafat. Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Rasulullah, yang dikenal dengan Asadullah, singa Allah,termasuk di antaranya. Hamzah wafat akibat diserang dari belakang oleh budak Hindun.

Tampak makam sahabat Nabi berada sekitar 100 meter dari bukit rumat. Makam itu dikeliling oleh pagar yang berbentuk persegi. Dua nisan tanpa nama terlihat dari kejauhan.  Setidaknya ada 70 syuhada yang dikuburkan di pemakaman tersebut. Tidak ada Riwayat secara pasti di mana titik persis  paman Nabi dikebumikan.  

Kebun Kurma

Melihat peta google, jarak dari pusat Kota Madinah ke Jabal Uhud sekitar 9,8 km. Waktu tempuh perjalanan dengan menggunakan mobil sekitar 21  menit. 

Untuk masuk ke lokasi, tidak dikenakan biaya. Jamaah bisa belanja beragam suvenir di sejumlah toko kecil yang berada tak jauh dari Bukit Rumat.  

Di sini juga terdapat fasilitas penyeewaan sepeda gratis bagi yang ingin berplesir ke destinasi-destinasi sekitar.  Tak jauh dari bukit kecil itu, terdapat kebun-kebun kurma yang bisa dikunjungi oleh jamaah.  

“Senang bisa berkunjung ke sini, dulu kita tahu sejarah Uhud dari buku, sekarang bisa melihat ke sini langsung,” ujar Wahyu, seorang jamaah dari Indonesia. 




Sumber: Republika